ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Sebelum sempat diakui sebagai salah satu provinsi di Indonesia, Timor Timur atau Timor Leste sempat mengalami masa kekosongan kekuasaan. Pada tahun 1975, terjadi sebuah revolusi Bunga yang terjadi di Portugal. Akibat revolusi ini adalah Gubernur terakhir Portugal yang ada di Timor Leste, Lemos Pire, tidak mendapatkan bantuan dan akhirnya Timor Leste diduduki oleh Fretilin.
Fretilin sendiri merupakan partai politik berhaluan Komunis yang berusaha menduduki Timor Timur untuk menjadi negara independen. Sayangnya dalam usaha pendudukan kekosongan kekuasaan tersebut, Fretilin melakukan pembunuhan terhadap lebih dari 60.000 warga sipil yang menginginkan integrasi dengan Indonesia. Karena kondisi genting ini, Indonesia dimintai bantuan oleh kelompok pro-integrasi dengan Indonesia.
Pratu Suparlan pahlawan Indonesia saat melawan pemberontakan Fretilin di Timor Leste © brilio.net
Pasukan Indonesia kemudian tiba di Timor Leste pada Desember 1975 dan di sinilah kisah tentang seorang prajurit Kopassus yang jadi rambo asli Indonesia bermula. Tokoh tersebut bernama Suparlan, seorang prajurit satu yang tergabung dalam pasukan baret merah. Ada satu fakta menarik dari Pratu Suparlan ini, yakni kegigihannya dalam berperang.
Dalam majalah Baret Merah Edisi April 2014 lalu, dikisahkan bahwa Januari 1983 terdapat satu unit tentara gabungan yang menyerang markas pentolan pemberontakan Fretilin. Dalam penyergapan tersebut jumlah pasukan baret merah tidak seimbang dengan jumlah musuh yang memiliki persenjataan lengkap.
Meski ditembak berkali-kali Pratu Suparlan tetap bertahan hidup hingga meledakkan diri dengan granat © patriotgaruda.com
Satu per satu pasukan Indonesia gugur dan berusaha meloloskan diri melalui celah bukit. Di sinilah Pratu Suparlan berperan besar bagi keselamatan para prajurit Indonesia yang tersisa tersebut. Pratu Suparlan mengorbankan dirinya untuk menembaki pasukan Fretilin menggunakan senapan mesin.
Uniknya meski telah tertembak berkali-kali oleh peluru musuh, Pratu Suparlan masih tetap bertahan hidup. Saat amunisi senapan mesin tersebut habis, Pratu Suparlan masih sanggup menghunus pisau untuk membunuh pasukan Fretilin yang tersisa hingga dirinya kehabisan darah. Namun perjuangan sang prajurit tak berakhir di sini saja.
Pasukan Kopassus yang bertugas untuk memukul mundur tentara Fretilin di Timor Leste © kisahtimortimur.wordpress.com
Pratu Suparlan yang jatuh terduduk dan hampir tak punya tenaga untuk melawan lagi, nyatanya masih memanfaatkan kesempatan untuk menarik pin granat dan meledakkan diri serta sekelompok pasukan Fretilin yang mengerubungi tubuhnya. Berkat perjuangan Pratu Suparlan, pasukan Indonesia yang tersisa dapat menyelamatkan diri dan menembaki tentara Fretilin yang tersisa.
Atas jasanya ini, Nama Pratu Suparlan terpahat di atas batu granis hitam Monumen Seroja di Komplek Markas Besar TNI Cilangkap dan diabadikan sebagai nama Lapangan Udara Perintis di Bandung. Pratu Suparlan juga dianugerahkan kenaikan pangkat menjadi Kopda. Singkat cerita, Pratu Suparlan adalah bukti nyata tak pantang menyerah dan berjuang hingga titik darah penghabisan. (kpl/agt)
0 Response to "Pratu Suparlan, Prajurit Kopassus Yang Jadi Rambo Asli Indonesia"
Posting Komentar